Remaja mana yang tidak pernah mendengar Valentine Day’s
atau Hari Valentine? Tradisi perayaan yang satu ini memang sudah mendunia. Tua
dan muda saling berlomba untuk mengungkapkan rasa kasih sayang mereka di hari
itu. Mulai dari saling memberi kado atau hadiah, bahkan dihari itu para remaja
yang sudah hilang akan rasa malunya nekad memberikan harga dirinya diatas nama
cinta. Hal ini terbukti dari salah satu picture yang diupload di media Facebook, ada sebuah
bingkisan coklat yang dibungkus dengan rapih dan cantik namun bersamaan dengan
coklat tersebut disisipkan alat kontrasepsi. Astagfirullah...
Kaum muda-mudi
muslim, tahukah kalian dengan sejarah kemunculan Valentine Day’s ini? Jika belum
mengetahui mari kita simak bersama, dibawah ini akan dipaparkan bagaimana
sejarah dan awal kemunculan perayaan ini.
St. Valentine
Pada tanggal 14 Februari 270 M, seorang
pendeta kristiani yakni Santo Valentine dipancung oleh penguasa Romawi pada waktu
itu, Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine),
yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam
menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St.
Valentine sebagai 'upacara keagamaan'. Mengenai latar belakang pembunuhan
Pendeta ini akan kami jelaskan kemudian.
Sebagaimana yang diungkap dalam The Encyclopedia
Britania, Vol. 12, Baru pada 496 M upacara atau ritual tersebut
oleh Gelasius I dimasukan kedalam agama Nasrani, sehingga sejak saat itu kaum
Nasrani memiliki Hari Raya baru yang bernama Valentine’s Day.
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara
keagamaan' tersebut mulai berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi 'perayaan
bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih
sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Lupercalia” yang jatuh pada tanggal 14
Februari.
Dalam budaya Romawi, pertengahan bulan
atau tanggal 15 adalah hari bagi para ahli nujum (peramal) melakukan ritual
sihirnya. Sedangkan pada bulan Februari pertengahan bulannya jatuh pada tanggal
14, maka para ahli nujum melakukan aksinya pada hari ke-14. Sedangkan pada
tanggal 13nya menjadi hari libur pagan (penyemba berhala) yang sangat penting
dalam Kekaisaran Roma. Hari ini (14 Februari) juga untuk menghormati dewa
Romawi, Lupercus dan Faunus, serta saudara kembar legendaris, yang konon
mendirikan Roma, Remus dan Romulus. Yang konon pernah disusui oleh serigala di
sebuah gua di Bukit Palatine Roma. Sebuah gua yang disebut Lupercal merupakan
tempat pusat perayaan pada malam Lupercalia atau 14 Februari. Sekarang ini,
Lupercalia, yang kemudian disebut Hari Valentine.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk
agama Nasrani (Kristen), pesta Lupercalia kemudian dikaitkan dengan upacara
kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai hari
kasih sayang juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu kasih
sayang itu mulai bersemi bagai burung jantan dan betina pada tanggal 14
Februari.
Dalam bahasa Prancis Normandia, pada
abad pertengahan terdapat kata Galentine yang berarti galant atau cinta.
Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang-orang Eropa
berpikir bahwa sebaiknya para pemuda mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14
Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang martyr(orang
yang wafat dalam memegang teguh prinsip agamanya, dalam Islam sama dengan
syuhada) bernama St. Valentine mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya
(jauh dari arti yang sebenarnya).
Beberapa versi tentang sejarah VD
Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi
terkenal adalah kisah Pendeta St. Valentine yang hidup di akhir abad ke
3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M
Claudius II menghukum mati St. Valentine yang telah menentang
beberapa perintahnya. Cladius II melihat St. Valentine mengajak manusia kepada
agama Nasrani lalu dia memerintahkan pasukannya untuk menangkap pendeta ini.
Dalam versi kedua, Cladius II memandang para bujangan
lebih tabah dalam berperang dari pada mereka yang telah menikah yang sejak
semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang
melarang pernikahan. Tetapi St. Valentine menentang perintah ini dan terus
mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya
diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang
penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan
jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati dia mengirim sebuah kartu yang
bertuliskan “Dari yang tulus
cintanya Valentine”. Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk
agama Nasrani bersama 46 kerabatnya”.
Versi ketiga menyebutkan, ketika agama Nasrani tersebar di Eropa, di salah satu
desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para Pendeta
Nasrani. Dalam tradisi itu pria-pria desa berkumpul tiap pertengahan bulan
Februari.Luperci atau pendeta Lupercus akan berpakaian bulu kambing untuk
sebuah upacara berdarah. Para pendeta dari Lupercus, dewa serigala, akan
mengorbankan kambing dan seekor anjing dan kemudian melumuri tubuh mereka
dengan darah.
Setelah tubuh pendeta Lupercus menjadi
merah karena dulumuri darah, dia akan berjalan di sekitar bukit Palatine dengan
menggunakan tali yang terbuat dari kulit kambing yang dinamai februa. Wanita-wanita akan duduk di
sekitar bukit, lalu mereka akan dicambuki dengan tali kulit kambing supaya
mereka menjadi subur. Setelah itu Para wanita muda itu berkumpul di kota dan
nama mereka dimasukkan ke dalam kotak. Inilah "surat cinta" disebutBillet.
Pria-pria Romawi akan mengambil billet, dan wanita yang membuat billet tersebut
akan menjadi pasangan seks liarnya, dan dia akan berzina sampai Lupercalia
berikutnya atau 14 Februari.
Jadi, 14 Februari menjadi hari nafsu
seksual yang tak terkendali. Warna "merah" dan "bentuk
hati" melambangkan kekudusan untuk hari ini. Bentuk hati yang ada pada
perayaan ini bukan bentuk hati atau jantung dari organ tubuh manusia, melainkan
bentuk ini melambangkan rahim wanita atau membuka ke kamar persetubuhan yang
suci menurut mereka. Mereka juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “dengan nama tuhan Ibu saya kirimkan kepadamu kartu
ini”. Akibat sulitnya
menghilangkan tradisi Romawi ini para pendeta Nasrani memutuskan mengganti
kalimat “dengan nama tuhan Ibu”dengan
kalimat “dengan
nama Pendeta Valentine” sehingga
dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani.
Jika kita
perhatikan ternyata perayaan ini datang dari suatu ritual Paganisme serta
muncul dari perayaan sebuah agama yang bukan islam. Bukankah Allah melarang
kita untuk tidak mencampurkan agama ini dengan kebudayaan agama lain? Bahkan
Rsulullah SAW pun bersabda:
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari
kaum tersebut”. (HR. Ahmad)
Cukuplah
hanya islam kawan, yang mengajarkan kita akan kasih sayang dengan sesama
muslim, ayah dan ibu kita, saudara kita, teman kita, bahkan tetangga kita.
Tuhan kitapun adalah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tidak hanya
didalam satu hari saja kita ungkapkan rasa kasih sayang, melainkan setiap hari.
Waspadalah
teman, banyak jebakan di Hari Valentine ini. Ketahuilah bahwa melakukan
perayaan yang bukan berasal dari Islam itu hukumnya haram. Apalagi perayaan ini
tak jauh dari perbuatan zina. Bahkan Allah tidak menyukai terhadap orang yang
mendekati atau melakukan zina ini, seperti dalam firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ 32).
By:
Zakiyah Daulati- Agroteknologi 2010
Administrasi Umum Keputrian LDK DKM Unpad