Jumat, 19 April 2013

Jebakan Hari Valentine


Remaja mana yang tidak pernah mendengar Valentine Day’s atau Hari Valentine? Tradisi perayaan yang satu ini memang sudah mendunia. Tua dan muda saling berlomba untuk mengungkapkan rasa kasih sayang mereka di hari itu. Mulai dari saling memberi kado atau hadiah, bahkan dihari itu para remaja yang sudah hilang akan rasa malunya nekad memberikan harga dirinya diatas nama cinta. Hal ini terbukti dari salah satu picture yang diupload  di media Facebook, ada sebuah bingkisan coklat yang dibungkus dengan rapih dan cantik namun bersamaan dengan coklat tersebut disisipkan alat kontrasepsi. Astagfirullah...
            Kaum muda-mudi muslim, tahukah kalian dengan sejarah kemunculan Valentine Day’s ini? Jika belum mengetahui mari kita simak bersama, dibawah ini akan dipaparkan bagaimana sejarah dan awal kemunculan perayaan ini.

St. Valentine
Pada tanggal 14 Februari 270 M, seorang pendeta kristiani yakni Santo Valentine dipancung oleh penguasa Romawi pada waktu itu, Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'. Mengenai latar belakang pembunuhan Pendeta ini akan kami jelaskan kemudian.
Sebagaimana yang diungkap dalam The Encyclopedia Britania, Vol. 12, Baru pada 496 M upacara atau ritual tersebut oleh Gelasius I dimasukan kedalam agama Nasrani, sehingga sejak saat itu kaum Nasrani memiliki Hari Raya baru yang bernama Valentine’s Day. 
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Lupercalia” yang jatuh pada tanggal 14 Februari.
Dalam budaya Romawi, pertengahan bulan atau tanggal 15 adalah hari bagi para ahli nujum (peramal) melakukan ritual sihirnya. Sedangkan pada bulan Februari pertengahan bulannya jatuh pada tanggal 14, maka para ahli nujum melakukan aksinya pada hari ke-14. Sedangkan pada tanggal 13nya menjadi hari libur pagan (penyemba berhala) yang sangat penting dalam Kekaisaran Roma. Hari ini (14 Februari) juga untuk menghormati dewa Romawi, Lupercus dan Faunus, serta saudara kembar legendaris, yang konon mendirikan Roma, Remus dan Romulus. Yang konon pernah disusui oleh serigala di sebuah gua di Bukit Palatine Roma. Sebuah gua yang disebut Lupercal merupakan tempat pusat perayaan pada malam Lupercalia atau 14 Februari. Sekarang ini, Lupercalia, yang kemudian disebut Hari Valentine.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani (Kristen), pesta Lupercalia kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai hari kasih sayang juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu kasih sayang itu mulai bersemi bagai burung jantan dan betina pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Prancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata Galentine yang berarti galant atau cinta. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang-orang Eropa berpikir bahwa sebaiknya para pemuda mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang martyr(orang yang wafat dalam memegang teguh prinsip agamanya, dalam Islam sama dengan syuhada) bernama St. Valentine mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya (jauh dari arti yang sebenarnya). 

Beberapa versi tentang sejarah VD
Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St. Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St. Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya. Cladius II melihat St. Valentine mengajak manusia kepada agama Nasrani lalu dia memerintahkan pasukannya untuk menangkap pendeta ini.
Dalam versi kedua, Cladius II memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang dari pada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St. Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya Valentine”. Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama Nasrani bersama 46 kerabatnya”. 
Versi ketiga menyebutkan, ketika agama Nasrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para Pendeta Nasrani. Dalam tradisi itu pria-pria desa berkumpul tiap pertengahan bulan Februari.Luperci atau pendeta Lupercus akan berpakaian bulu kambing untuk sebuah upacara berdarah. Para pendeta dari Lupercus, dewa serigala, akan mengorbankan kambing dan seekor anjing dan kemudian melumuri tubuh mereka dengan darah.
Setelah tubuh pendeta Lupercus menjadi merah karena dulumuri darah, dia akan berjalan di sekitar bukit Palatine dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit kambing yang dinamai februa. Wanita-wanita akan duduk di sekitar bukit, lalu mereka akan dicambuki dengan tali kulit kambing supaya mereka menjadi subur. Setelah itu Para wanita muda itu berkumpul di kota dan nama mereka dimasukkan ke dalam kotak. Inilah "surat cinta" disebutBillet. Pria-pria Romawi akan mengambil billet, dan wanita yang membuat billet tersebut akan menjadi pasangan seks liarnya, dan dia akan berzina sampai Lupercalia berikutnya atau 14 Februari.
Jadi, 14 Februari menjadi hari nafsu seksual yang tak terkendali. Warna "merah" dan "bentuk hati" melambangkan kekudusan untuk hari ini. Bentuk hati yang ada pada perayaan ini bukan bentuk hati atau jantung dari organ tubuh manusia, melainkan bentuk ini melambangkan rahim wanita atau membuka ke kamar persetubuhan yang suci menurut mereka. Mereka juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “dengan nama tuhan Ibu saya kirimkan kepadamu kartu ini”. Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini para pendeta Nasrani memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan Ibu”dengan kalimat “dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani.
                Jika kita perhatikan ternyata perayaan ini datang dari suatu ritual Paganisme serta muncul dari perayaan sebuah agama yang bukan islam. Bukankah Allah melarang kita untuk tidak mencampurkan agama ini dengan kebudayaan agama lain? Bahkan Rsulullah SAW pun bersabda:
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut”. (HR. Ahmad)
                Cukuplah hanya islam kawan, yang mengajarkan kita akan kasih sayang dengan sesama muslim, ayah dan ibu kita, saudara kita, teman kita, bahkan tetangga kita. Tuhan kitapun adalah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tidak hanya didalam satu hari saja kita ungkapkan rasa kasih sayang, melainkan setiap hari.
                Waspadalah teman, banyak jebakan di Hari Valentine ini. Ketahuilah bahwa melakukan perayaan yang bukan berasal dari Islam itu hukumnya haram. Apalagi perayaan ini tak jauh dari perbuatan zina. Bahkan Allah tidak menyukai terhadap orang yang mendekati atau melakukan zina ini, seperti dalam firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ 32).

By:
Zakiyah Daulati- Agroteknologi 2010
Administrasi Umum Keputrian LDK DKM Unpad